Bunuh Diri Karena Internet

Bunuh diri merupakan fenomena yang sudah sangat sering terjadi di dunia. Bahkan di Indonesia sendiri fenomena ini sudah muncul sejak dulu, terbukti dari cerita-cerita perwayangan kita, seperti cerita dewi Shinta yang membakar dirinya untuk membuktikan kesuciannya pada Rama. Sangat disayangkan oleh masyarakat kita pada saat itu, hal tersebut dianggap mati secara terhormat.

Keberadaan internet saat ini juga memberikan andil kepada orang-orang yang sedang menghadapi masalah berat, sehingga sebagian dari orang-orang tersebut memutuskan untuk melakukan bunuh diri. Andil yang diberikan oleh internet misalnya, cerita-carita bunuh diri yang bisa kita temukan dari beberapa artikel blog yang siapa saja bebas untuk membuatnya; pemostingan video-video bunuh diri yang bisa kita temukan banyak baik dalam blog, forum, maupun situs resmi youtube; keberadaan forum-forum yang dibuat bebas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yang memberikan pemahaman-pemahaman sesat kepada pembaca thread darinya, yang membuat korban menjadi merasa lebih bersalah, bahkan memberikan solusi bunuh diri, dan cara-cara yang dapat diambil untuk melakukan bunuh diri.

Contoh fenomena bunuh diri yang terjadi karena internet, terjadi pada tanggal 6 agustus 2011, Kepolisian Korea menemukan pria dan wanita usia 20-an tewas di dalam mobil. Kedua orang ini diduga kuat tewas karena bunuh diri gara-gara internet. Kenapa muncul dugaan kuat tersebut, itu karena kedua orang ini saling mengenal setelah bergabung dengan situs bunuh diri dan saling berkomunikasi melalui SMS guna merencanakan bunuh diri. Dan hal tersebut juga pernah terjadi pada bulan juli dimana terdapat dua pemuda dan dua wanita bunuh diri dalam mobil setelah bertemu di situs bunuh diri tersebut. Orang-orang itu meninggalkan catatan di tasnya dalam mobil yang dipenuhi gas beracun dari briket batubara. Pada kasus yang terjadi pada bulan agustus tersebut, pria dan wanita ini menghirup bau racun di dalam kendaraannya saat di bukit di Buan, utara propinsi Jeolla. Pria (29) dan wanita (26) itu diketahui membakar briket batubara dan meminum pil tidur saat di mobilnya seperti dikutip Strait Times.

Sekarang tidak terdengar lagi bunuh diri atas dasar kesetiaan, tetapi masih banyak bunuh diri dengan motif lain. Dewasa ini kalangan psikiatri memandang bunuh diri sebagai perilaku yang bertujuan mengatasi masalah hidup. Suatu perilaku yang “unik manusiawi” dan kultural, yang sesungguhnya bukan berarti pemusnahan diri, melaikan penyelesaian masalah frustrasi, penghindaran diri dari segala situasi yang tidak menyenangkan, pernyataan amarah atau kegelisahan, untuk memperoleh keadaan tidur yang damai dan tentram.

Motif-motif bunuh diri juga beraneka ragam, Scheidman dan Farberow membagi orang yang melakukan bunuh diri menjadi empat golongan, yaitu:
1. Mereka yang percaya bahwa tindakan bunuh diri itu benar, sebab mereka memandang bunuh diri sebagai peralihan menuju ke kehidupan yang lebih baik atau mempunyai arti untuk menyelamatkan nama baiknya, contohnya Hara-kiri.
2. Mereka yang sudah tua, hal ini ditemukan pada orang yang kehilangan anak, atau cacat jasmaninya, yang menganggap bunuh diri sebagai suatu jalan keluar dari keadaan yang tidak menguntungkan bagi mereka.
3. Mereka yang psikotik, dan bunuh diri disini merupakan jawaban terhadap halusinasi atau wahamnya.
4. Mereka yang bunuh diri sebagai balas dendam, yang percaya bahwa karena bunuh dirinya tersebut membuat orang lain akan berduka cita dan mereka sendiri akan dapat menyaksikan kesusahan orang lain itu.

Untuk mencegah terjadinya bunuh diri, akan lebih baik jika kita mendekatkan diri kepada Tuhan, jika memiliki masalah hendaknya mencari orang yang tepat untuk kita mintai tolong bersama mencari solusi terbaik, jangan pernah sedikitpun berfikir untuk mencari hal-hal/info-info yang berkaitan dengan bunuh diri saat kita sedang dalam masalah yang berat. Untuk keluarga yang anggota keluarganya sedang menghadapi masalah, sikap yang tenang dengan kata-kata yang menentramkan akan sangat membantu, terutama pada ledakan-ledakan amarahnya. Pemberian pengawasan agar anggota keluarga yang bermasalah tersebut tidak berbuat yang tidak diinginkan juga harus dilakukan keluarga dan orang-orang terdekatnya.

Referensi Artikel:
Banggawan Billy A. 2011. (artikel) http://teknologi.inilah.com/read/detail/1763011/gara-gara-internet-pria-wanita-bunuh-diri.

Referensi Teori:
W. E. Maramis. 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press.

No Response to "Bunuh Diri Karena Internet"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes