Psikologi Lingkungan

SEJARAH PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Field Theory (teori medan) pertama kali diperkenalkan oleh Kurt Lewin, ini merupakan awal dari munculnya teori yang mempertimbangkan interaksi antara manusia dan lingkungan. Menurut Lewin Tingkah laku adalah fungsi dari pribadi dan lingkungan, yang dapat disimpulkan dengan munculnya rumus TL = f (P.L), dimana TL = tingkah laku, f = fungsi, P = pribadi, L = lingkungan.
Berikut beberapa urutan perkembangan hingga akhirnya kita mengenal istilah psikologi lingkungan sekarang ini:
1943, Lewin memberikan istilah ekologi psikologi, yang kemudian oleh Egon Brunswik dan beberapa mahasiswanya mengajukan istilah psikologi ekologi.
1947, Roger Barker dan Herbert Wright memperkenalkan istilah seting perilaku untuk suatu unit ekologi kecil yang melingkupi perilaku manusia sehari-hari.
1961-1966, muncul istilah psikologi arsitektur ketika diadakannya konferensi pertama di Utah.
1968, Harold Proshansky dan William Ittelson memperkenalkan program tingkat doctoral yang pertama dalam bidang psikologi lingkungan.


DEFINISI PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Berikut beberapa definisi yang dinyatakan oleh beberapa tokoh terkait:
Heimstra dan Mc Farling (1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan adalah disiplin yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik.
Gifford (1987) mendifinisikan psikologi lingkungan sebagai studi dari transaksi diantara individu dengan seting fisiknya.
Proshansky, Ittleson, dan Rivlin (1989) menyatakan bahwa definisi yang kuat tentang psikologi lingkungan tidak ada. Mereka menjelaskan bahwa psikologi lingkungan adalah apa yang dilakukan oleh psikolog lingkungan
Canter dan Craik (1989) mengatakan bahwa psikologi lingkungan adalah area psikologi yang melakukan konjungsi dan analisis tentang transaksi dan hubungan antara pengalaman dan beberapa tindakan yang berhubungan dengan lingkungan sosiofisik.
Emery dan Tryst (1989) melihat bahwa hubungan antara lingkungan dan manusia merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau ketergantungan satu sama yang lain. Hampir sama dengan pendapak Gifford yaitu manusia mempengaruhi lingkungannya, untuk selanjutnya lingkungan yang mempengaruhi manusia, demikian pula terjadi sebaliknya.
Veitch dan Arkkelin (1995) mendifinisikan psikologi lingkungan sebagai ilmu perilaku multidisiplin yang memiliki orientasi dasar dan terapan, yang memfokuskan interrelasi antara perilaku dan pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosial.


RUANG LINGKUP PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Menurut Proshansky (1974) ruang lingkup psikologi lingkungan mencakup tentang: rancangan, organisasi, pemaknaan, ruangan-ruangan, bangunan-bangunan, ketetanggaan, rumah sakit, perumahan, apartemen, musium, sekolah, mobil, pesawat, teater, ruang tidur, kursi, seting kota, dan lain-lain.
Sarwono (1992) memberikan beberapa penjelasan pengklasifikasian ruang lingkup psikologi lingkungan: lingkungan alamian (mencakup lautan, hutan, dll), lingkungan buatan/binaan (mencakup jalan raya, perumahan, taman, rumah susun, dll), lingkungan sosial, dan lingkungan yang dimodifikasi.
Sementara Veitch dan Arkkelin (1995) menjelaskan bahwa psikologi lingkungan merupakan suatu area dari pencarian yang bercabang dari sejumlah disiplin ilmu seperti biologi, geologi, psikologi, hukum, geografi, ekonomi, sosiologi, kimia, fisika, sejarah, filsafat, beserta sub disiplin dan rekayasanya. Sehingga psikologi lingkungan ini dianggap melibatkan disiplin ilmu yang beragam.


AMBIENT CONDITION DAN ARCHITECTURAL FEATURES
Ambient Condition, kualitas fisik dari keadaan yang mengelilingi individu seperti suara, cahaya, warna, udara, temperatur, dan kelembaban.
Architectural Features, mencakup seting-seting yang bersifat permanen. Misalnya di dalam suatu ruangan yang termasuk di dalamnya antara lain kongfigurasi dinding, lantai, atap, serta pengaturan perabot dan dekorasi.


Referensi:
elearning.gunadarma.ac.id/...psikologi_lingkungan/bab1-pendahuluan.pdf

No Response to "Psikologi Lingkungan"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes